PELATIHAN SENI TRADISIONAL BAGI MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS UNY KARANGMALANG

PELATIHAN SENI TRADISIONAL BAGI MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS UNY KARANGMALANG

 

Oleh

Dr. Sutiyono, dkk

A. Permasalahan

Sebuah persoalan kehidupan sosial kemayarakatan mulai menyeruak di lingkungan masyarakat perkotaan, dengan ditandai adanya distorsi nilai sopan-santun anak kepada orang tua, saudara, dan para tetangga. Angapan masyarakat pada umumnya tentang pergaulan masyarakat yang tidak terarah tersebut disebabkan seseorang yang tidak menghargai tatakrama. Padahal di dalam kehidupan masyarakat, pranata sosial yang berwujud dalam bentuk tatakrama pergaulan itu menjadi tolok ukur yang harus dipatuhi bersama.

Hal itu juga dialami oleh masyarakat di sekitar kampus, yaitu para remaja dan pemuda di dusun Karangmalang. Mereka mulai kehilangan sopan-santun, karena tidak mengindahkan pranata sosial yang berlaku. Kecenderungan yang mengarah pada anomali sosial ini secara umum telah diramalkan oleh para pujangga masa lampau. Ramalan itu berbunyi sebagai berikut: kali ilang  kedhunge, pasar ilang kumandhange, desa ilang kuncarane, dan wong wadon ilang wirange.   

Sebagai contoh, hilangnya tatakrama itu juga berpengaruh langsung pada tata lahir (penampakan) seseorang dalam masyarakat. Wong wadon ilang wirange adalah tidak  berperilaku halus, berbusana minim,  dan naik montor kebut-kebutan di jalan kampung sehingga cenderung tidak mengormati orang yang berjalan di kanan-kiri jalan. Banyak orang tua merasa prihatin atas prilaku  wanita sekarang, dan juga prihatin terhadap prilaku anak-anak muda pada umumnya.    

Permasalahan utama mengapa anak-anak muda (remaja dan pemuda) sekarang telah kehilangan sopan-santun/etika pergaulan, tidak seperti masyarakat Jawa pada masa lampau. Mereka cenderung bebas dalam pergaulan, termasuk pergaulan di dalam masyarakat kampung/dusun Karangmalang di sekitar kampus UNY ini juga menjadi perhatian kepala dusun. Dalam hubungan ini, ia ingin menata kembali tatakrama pergaulan masyarakat, agar tidakterlalu jauh dalam bermasyarakat.   

B. Pelatihan Seni Tradisional

Dengan adanya berbagai masalah tersebut perlu dicarikan alternatif pemecahannya, sehingga anak-anak muda terjaga dari pergaulan yang tidak diinginkan orang tuanya.  Salah satu cara yang ditawarkan adalah melatih seni tradisional bagi masyarakat,  terutama adalah anak-anak kecil. Pelatihan seni tradisional lebih baik ditujukan kepada anak-anak kecil, karena mereka masih memiliki semangat untuk bermain dan mudah untuk menginternalisasi nilai-nilai sopan-santun, dibanding dengan orang dewasa.

Pelatihan seni tradisional berujud seni tari yang akan diikuti oleh sekitar 50 anak-anak usia 6 sampai 15 tahun. Para pelatih diambilkan dari dua orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari FBS UNY. Pelatihan diadakan seminggu sekali. Tempat pelatihan di Balai Dusun Karangmalang, dan waktu pelaksanaanya mulai bulan Juni dan berakhir bulan Agustus 2010. Puncak acara pelatihan seni tradisional adalah diadakan pentas seni dalam rangka malam tirakatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI (17-an) di Balai Dusun Karangmalang.

Secara global, mata acara pelatihan seni tradisional untuk anak-anak Dusun Karangmalang  dapat diperinci sebagai berikut.

1. Penjelasan umum mengenai prinsip dasar Pelatihan Seni Tradisional

2. Latihan Seni Tradisional

3. Pementasan

Seluruh mata acara tersebut didukung oleh para orang tua, kepala dusun, dan masyarakat Dusun Karangmalang.

C. Luaran Yang  Diharapan

 Kegiatan pelatihan seni tradisional  bertujuan  ganda. Di satu sisi dapat memberikan pengalaman bagi anak-anak atau secara kuktural juga dapat mengarahkan anak-anak untuk berbudi pekerti yang baik, di  sisi lain dapat dipergunakan sebagai ajang pelstarian seni tradisional itu sendiri. Dengan demikian posisi kampus UNY di tengah-tengah masyarakat seitar kampus adalah:

  1. Sebagai Sosialisasi seni tradisional kepada generasi muda, pelaksanaannya  lewat  pengenalan kepada anak-anak.
  2. Ikut berpartisipasi dalam memberdayakan anak-anak dalam melestarikan seni tradisional.
  3. Terjalinnya kerjasama  antara masyarakat kampus (UNY) dengan masyarakat sekitar kampus, agar peran kampus juga bermanfaat bagi masyarakat di sekitar kampus
  4. Dihasilkannya  satu repertoar seni tradisional untuk pengembangan etika anak di sekitar kampus

          Pelatihan seni tardisional untuk anak-anak ini dapat  dinyatakan berhasil jika:

  1. 75% peserta yang diundang hadir. Dalam artian setiap pelatihan  dapat dihadiri oleh para peserta minimal 75%.
  2. Dihasilkannya  minimal satu repertoar seni tradisional. Jika dalam pelaksanaanya dapat dihasilkan lebih dari satu repertoar membuktikan bahwa pelatihan seni tradisional dapat berjalan lancar dan benar-benar dinikmati para peserta.
  3. Sebagian  besar peserta menyatakan bahwa kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar kampus untuk peningkatan
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment